JOINT VENTURE

 

  1. Pengertian

Join ventura adalah kerjasama diantara dua orang atau lebih juga bisa berupa badan usaha untuk mengusahakan usaha tertentu. Waktunya terbatas dan masing-masing pihak dapat menyerahkan barang atau uang sebagai kontribusi terhadap usaha bersama itu. Salah satu pihak yang bekerja sama itu besarnya ditunjuk sebagai pemimpin usaha kerjasama atau joint venture disebut sebagai “Managing Patner” yang berkewajiban menyelenggarakan pembukuan dan penyajian laporan keuangan.

2. Unsur-Unsur dalam Joint Venture

  • Kerjasama dua pihak atau lebih
  • Ada modal
  • Ada surat perjanjian

Sebagai bentuk adanya kerjasama antara dua belah pihak, maka dalam joint venture harus ada surat perjanjian yang berfungsi untuk mengikat kedua belah pihak tersebut. Dalam joint venture karena melibatkan orang lain, maka perlu diperhatikan dan diteliti apakah pihak yang akan diajak kerjasama tersebut adalah pihak yang bisa dipertanggungjawabkan.

  1. Perbedaan Joint Venture dengan Firma

 

Join Venture Firma/Sekutu
Lingkupnya usahanya lebih terbatas Lingkupnya tak terbatas, semua usaha yangmenghasilkan laba
Waktunya terbatas, hingga tujuan tercapai Waktu tak tentu, yaitu selamanya

 

  1. Pembagian Laba Joint Venture

Metode pembagian laba yang dapat dipakai juga sama dengan metode pembagian laba persekutuan, yaitu :

  • Laba dibagi sama
  • Laba dibagi dengan ratio tertentu
  • Laba dibagi sesuai dengan ratio modal, yaitu :

– Modal mula-mula

-Modal awal periode

-Modal akhir periode

-Modal rata-rata

  • Laba dibagi dengan memperhitungkan bunga modal dan sisanya dibagi menurut cara a, b atau c.
  • Laba dibagi dengan memperhitungkan gaji dan bonus dan sisanya dibagi menurut cara a, b atau c.
  • Laba dibagi dengan memperhitungkan bunga modal, gaji serta bonus dan sisanya dibagi menurut cara a, b atau c.

 

  1. Akuntansi Joint Venture
  • Metode Akuntansi Terpisah

Joint venture menyelenggarakan akuntansi secara tersendiri. Dalam hal ini, joint venture menyelenggarakan rekening-rekening :

1)   Aktiva

2)   Utang

3)   Modal untuk masing-masing sekutu

4)   Penghasilan

5)   Biaya

Metode ini, masing-masing sekutu hanya akan mencatat investasi sendiri saja. Metode ini biasanya dipakai oleh joint venture yang umurnya relatif panjang.

  • Metode Akuntansi Tidak Terpisah

Dalam metode ini, joint venture tidak menyelenggarakan akuntansi secara tersendiri. Akuntansi terhadap joint venture diselenggarakan oleh masing-masing sekutu (partner). Dalam hal ini, akuntansinya dapat dibagi menjadi dua yaitu :

  • Managing Partner

menyelenggarakan rekening-rekening aktiva, utang, modal, pendapatan, dan biaya. Oleh karena akuntansi tersebut dicampur dengan akuntansi perusahaannya sendiri, maka untuk membedakannya setiap rekening joint venture diberi tanda tersendiri, yaitu dengan penambahan istilah “joint venture” pada setiap rekening. Rekening-rekening yang diselenggarakan managing partner meliputi :

a)Rekening Aktiva-Joint Venture

b)Rekening Utang-Joint Venture

c)Rekening sekutu atau partner

d)Rekening Joint Venture

Pendebitan dilakukan apabila terjadi transaksi yang berakibat:

  • Aktiva joint venture bertambah
  • Utang joint venture berkurang dan
  • Modal atau managing partner berkurang

Pengkreditan dilakukan apabila terjadi transaksi yang berakibat:

  • Aktiva joint venture berkurang
  • Utang joint venture bertambah dan
  • Modal atau managing partner bertambah

2)   Non- Managing Partner

Non- managing partner hanya menyelenggarakan 2 macam rekening, yaitu :

a)Rekening Joint Venture

b)Rekening Sekutu (Partner)

Rekening Sekutu non-Managing Partner yang lain

Barang yang Belum Terjual

Sisa barang dagangan yang belum terjual harus diperlakukan secara tepat sesuai penggunaan sisa barang yang bersangkutan, yang dalam hal ini ada 3 kemungkinan yaitu :

  • Dibagi kepada Para Sekutu
  • Metode akuntansi terpisah

Mendebit rekening masing-masing sekutu dan mengkredit rekening persediaan. mendebit rekening modal masing-masing sekutu dan mengkredit rekening penjualan.

  • Metode akuntansi tidak terpisah

Apabila joint venture menyelenggarakan akuntansi secara tidak terpisah, maka pembagian sisa barang kepada para sekutu tidak perlu dicatat.

  • Dijual kepada Pihak Luar

Dikredit ke rekening penjualan, yang akhirnya akan menambah laba sebesar harga jual. Jika menggunakan metode akuntansi tidak terpisah transaksi ini akan dikredit ke rekening joint venture sebesar harga jual.

  • Dijual kepada Sekutu

Metode yang digunakan:

  • Metode akuntansi terpisah

Mendebit rekening sekutu yang membeli dan mengkredit rekening penjualan, masing-masing sebesar harga jual.

  • Metode akuntansi tidak terpisah

Mendebit rekening pembelian atau persediaan dan mengkredit rekening joint venture. Sekutu yang lain akan mencatat dengan mendebit rekening sekutu pembeli dan mengkredit rekening joint venture, masing-masing sebesar harga jual.

 

  1. Joint Venture yang Belum Selesai

Dalam hubungannya dengan joint venture yang belum selesai tersebut timbul masalah akuntansi, yaitu mengenai pengakuan laba atau rugi joint venture yaitu apakah perlu mengakui rugi-laba atas joint venture yang belum selesai.

  • Metode Akuntansi Terpisah

Apabila joint venture menyelenggarakan akuntansi dengan metode ini maka besarnya laba adalah selisih antara pendapatan dan biaya. Laba atau rugi tersebut akan dibagi sesuai dengan rasio atau metode pembagian laba yang disepakati. Dengan metode ini maka masing-masing sekutu hanya akan mencatat bagian laba atau rugi yang menjadi haknya.

  • Metode Akuntansi Tidak Terpisah

Apabila joint venture menggunakan metode akuntansi tidak terpisah maka besarnya laba atau rugi dapat diketahui dari saldo rekening “Joint Venture”, yaitu :

  • Laba, apabila rekening Joint venture bersaldo kredit dan
  • Rugi, apabila rekening Joint venture bersaldo debit.

Selanjutnya masing-masing anggota sekutu akan mencatat seluruh laba atau rugi, baik

yang menjadi bagiannya maupun tidak.

 

KESAN MENGIKUTI PELAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN II

Kesan yang saya rasakan selama mengikuti pelajaran AKL II yang diampu oleh BU Sri Purwati sangat menyenangkan.

Yang pertama saya rasakan diajar oleh Bu Pur adalah easy dan menyenangkan. Bu Pur adalah sosok dosen yang sangat mengerti kondisi kelas dan mahasiswa. Bu Pur sering memberikan nasihat – nasihat yang bertujuan untuk memberikan semangat serta memotivasi mahasiswa. Hal ini yang jarang dilakukan oleh dosen lain.

Terima kasih Bu Pur sudah memberikan tahun tahun terbaik bersama kami.

JAWABAN SOAL UAS AKUNTANSI LANJUTAN II

Jawaban soal pilihan ganda :

  1. B. Induk
  2. E. B & C Benar
  3. C. PSAK No 15
  4. B. Segala perubahan atas modal perusahaan anak, selalu diikuti oleh perusahaan induk dan dilakukan penyesuaian terhadap rekening “investasi pada perusahaan anak”.
  5. E. Hak minoritas
  6. D. Ekuitas pada aktiva bersih perusahaan anak yang dimiliki oleh pemegang saham lain selain induk yang memiliki saham kurang dari 50% saham perusahaan anak.
  7. C. Dieliminasi hanya untuk hak minoritas
  8. E. Dieliminasi
  9. C. Selalu dieliminasi
  10. D. Pembuatan penyesuaian pada pendapatan perusahaan induk
  11. D. Rp. 4.200.000,00
  12. E. Konsolidasi 1 baris
  13. C. > 50%
  14. D. Induk
  15. C. Dialokasikan
  16. B. Dieliminasikan
  17. A. Biaya
  18. A. Tanggal awal deviden
  19. B. Pada nilai buku
  20. C. Merger
  21. A. Ekuitas
  22. B. Segala perubahan modal anak perusahaan selalu mengikuti perusahaan induk dan dilakukan penyesuaian terhadap rekening ”Investasi pada anak perusahaan”.
  23. D. Debit : Investasi sahama pada anak perusahaan, kredit : Laba anak perusahaan.
  24. C. Jumlah kas yang dikeluarkan atau nilai wajar aktiva lain yang didistribusikan
  25. A. Saldo laba atau pada akhir milik perusahaan anak dan induk baik yang sudah dibagi maupun yang belum dibagi
  26. D. Melakukan penyesuaian terhadap harga pokok produk yang dibuat menjadi harga pokok semula
  27. E. Saham yang diberikan atas dasar hibah atau sumbangan
  28. C. Transfer keuangan dalam bentuk santunan rupiah
  29. D. Hak minoritas
  30. A. HArus mempertanggung jawabkan berdasarakan metode ekuitas

Jawaban Soal Essay :

  1. Tahap pertama adalah persentase kekayaan bersih serta keuntungan relatif tiap-tiap perusahaan, hal ini dimaksud untuk mengetahui berapa besarkah kontribusi masing-masing perusahaan pada saat melakukan penggabungan usaha.
PT Gita (Rp) PT Nada (Rp) PT Cinta (Rp) Jumlah (Rp)
– Kekayaan bersih yang digunakan 25.000.000 32.500.000 48.000.000 105.500.000
– Kekayaan bersih relatif terhadap kekayaan total 23,7% 30,8% 45,5% 100%
Jumlah keuntungan yang dikontribusikan 2.250.000 3.900.000 6.720.000 12.870.000
Keuntungan relatif terhadap total keuntungan yang dikontribusikan 17,5% 30,3% 52,2% 100%

~ 23,7% diatas merupakan perhitungan dari 25.000.000/105.500.000 x 100%, begitupun seterusnya

~ 17,5% diatas merupakan perhitungan dari 2.250.000/12.870.000 x 100%, begitupun seterusnya

Tahap kedua adalah menghitung jumlah persentase kontribusi relatif kekayaan bersih.

PT Gita (Rp) PT Nada (Rp) PT Cinta (Rp Jumlah (Rp)
Kekayaan bersih yang diserahkan (tanpa good will)              25.000.000              32.500.000              48.000.000 105.000.000
Good Will :
Laba rata-rata 2.250.000 3.900.000 6.720.000
Laba normal (5%) 1.250.000 1.625.000 2.400.000
Kelebihan diatas laba normal 1.000.000 2.275.000 4.320.000
Kapitalisasi kelebihan laba normal 25%                4.000.000                9.100.000              17.280.000 30.380.000
Kontribusi relatif kekayaan bersih (termasuk good will) 29.000.000 41.600.000 65.280.000 135.880.000
21,3% 30,6% 48,1% 100%

~ Laba normal dihitung dengan, 5% x kekayaan bersih yang diserahkan (tanpa goodwill)

~ Kelebihan diatas laba normal didapat dari, Selisih laba rata-rata dengan laba normal

~ Kapitalisasi kelebihan laba normal didapat dari, kelebihan diatas laba normal / 0,25 (karena 25%)

~ Kontribusi relatif kekayaan bersih (termasuk goodwill) didapat dari penjumlahan kekayaan bersih yang diserahkan (Tanpa goodwill) dengan kapitalisasi kelebihan laba normal 25%

~ 21,3% didapat dari 29.000.000/135.880.000 x 100% , dan seterusnya.

Kemudian buatlah tabel klaim terhadap kekayaan bersih dan bagian terhadap keuntungan dari perusahaan terdahulu didalam perusahaan yang baru, akan menjadi sebagai berikut :

PT. Gita PT. Nada PT. Cinta Jumlah
Jumlah kontribusi kekayaan bersih 20% 30% 50% 100%
Jumlah keuntungan yang dikontribusikan 30% 30% 40% 100%
Klaim terhadap kekayaan bersih dan hak atas pembagian laba, dalam perusahaan yang baru 24% 30% 46% 100%

Perhitungan alokasi modal saham :

capture-20140509-222452-crop

~ Dalam soal diatas ketika goodwill diakui maka nominal saham biasa @Rp10.000 sehingga kita dapat mengetahui jumlah saham yang dikeluarkan dengan membagi total kontribusi kekayaan bersih termasuk goodwill dan nominalnya. Jadi 135.880.000/10.000 = 13.588 lembar saham. Maka kemudian 13.588 lembar saham tersebut di alokasikan kepada tiap-tiap perusahaan (PT.Gita, PT.Nada dan PT.Cinta) sesuai dengan kontribusi kekayaan bersih termasuk goodwillnya.

~ Untuk Goodwill tidak diakui, terbagi menjadi dengan (1) dengan menggunakan nominal @Rp 10.000 (lihat disoal 2.b) (2) dengan menggunakan nominal @Rp 6.500 serta lembar saham 13.520 (lihat disoal 2.c). Untuk yang (1), kita dapat menentukan lembar saham yang dikeluarkan dengan cara membagi kontribusi kekayaan bersih termasuk goodwill dengan nominal @Rp 10.000. Jadi 105.500.000/10.000 = 10.550 lembar saham. Maka kemudian dialokasikan kepada tiap-tiap perusahaan (PT.Gita, PT.Nada dan PT.Cinta) sesuai dengan kontribusi kekayaan bersih termasuk goodwill (ingat bukan kontribusi kekayaan bersih tidak termasuk goodwill!!) Jadi 29.000.000/135.880.000 x 10.550 = 2.252 lembar dan seterusnya.

~ Kemudian untuk Goodwill tidak diakui, (2) perusahaan mengeluarkan 13.520 lembar saham dengan nominal @Rp 6.500. Maka alokasi kepada tiap-tiap perusahaannya (PT.Gita, PT.Nada dan PT.Cinta) adalah sesuai dengan kontribusi kekayaan bersih termasuk goodwill (ingat bukan kontribusi kekayaan bersih tidak termasuk goodwill!!) Jadi 29.000.000/135.880.000 x 13.520 = 2.886 lembar dan seterusnya.

 

 

2. Biaya Invesatsi                                                = Rp. 700.000.000

Nilai buku (80% x Rp. 700.000.000)             = Rp. 560.000.000

Goodwill                                                            = Rp. 140.000.000

 

Jurnal :

a) Modal Saham                    Rp. 500.000.000

Saldo Laba                         Rp. 200.000.000

Goodwill                              Rp. 140.000.000

Investasi PT. Toto                                       Rp. 700.000.000

Hak Minoritas                                             Rp. 140.000.000

b) Pendapatan PT. Toto          Rp. 20.000.000

Deviden                                                          Rp. 20.000.000

c) Utang Deviden                     RP. 20.000.000

Piutang Deviden                                           Rp. 20.000.000

 

Dengan jurnal diatas dapat diselesaiakan sebagai berikut :

a) Modal saham yang dilaporkan pada neraca konsolidasi adalah sebesar Rp. 20.000.000

b) Goodwill saham yang dilaporkan pada neraca konsolidasi adalah sebesar

Rp. 140.000.000

c) Saldo Laba Konsolidasi :

Saldo Awal                         Rp. 600.000.000

Laba Bersih                        Rp. 300.000.000

Deviden                               Rp. (90.000.000)

                                               Rp. 810.000.000

d) Hak minoritas :

Hak minoritas 1 Januari                                                       Rp. 140.000.000

Pendapatan Hak minoritas (20% x Rp. 90.000.000)         Rp. 18.000.000

Deviden ( 20% x Rp. 25.000.000 )                                         Rp. 5.000.000

                                                                                                    Rp. 153.000.000

e) Utang Deviden

Rp. 90.000.000 + Rp. 25.000.000 – Rp. 20.000.000 = Rp. 95.000.000

 

SOAL UAS AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN II

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN II

Rabu 24 Mei 2017

Pilihlah salah satu jawaban yang Saudara anggap paling benar, dengan menuliskan didalam halaman blog Saudara dengan judul “Jawaban UAS Akuntansi Keuangan Lanjutan II”

1. Saldo laba konsolidasi adalah sama dengan saldo laba perusahaan:

a. Anak

b. Induk

c. Cabang

d. Afiliasi

e. Akuisisi
2. Investasi dicatat pada biaya perolehan dan disesuaikan dengan keuntungan,

kerugian, dan dividen disebut metode?

a. Ekuitas

b. Biaya

c. Cost

d. Semua salah

e. b & c benar

3. Investasi dalam saham berhak suara yang memberikan kemampuan bagi investor untuk menggunakan pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan keuangan dan operasi perusahaan investiharus dipertanggungjawabkan dengan akuntansi metode ekuitas. Hal ini dijelaskan pada ?

a. PSAK No 4

b. PSAK No 5

c. PSAK No 15

d. PSAK No. 3

d. Semua benar
4. Salah satu ciri atau tanda bahwa perusahaan induk menggunakan metode ekuitas untuk mengikuti perubahan modal perusahaan anak adalah :

a. Segala perubahan atas modal perusahaan anak, tidak mempengaruhi rekening “ Investasi pada perusahaan anak”.

b. Segala perubahan atas modal perusahaan anak, selalu diikuti oleh perusahaan induk dan dilakukan penyesuaian terhadap rekening “investasi pada perusahaan anak”.

c. Perusahaan anak dianggap sebagai suatu kekayaan yang terpisah.

d. Perubahan modal perusahaan anak, baru dikaui pada saat disusun laporan neraca gabungan.

e. Perusahaan anak tidak berdampak apapun terhadap perusahaan induk
5. Industri Arya mempunyai 7.000.000 lembar saham biasa beredar PT. Prasetyo (70% kepemilikan). Sebanyak 3.000.000 lembar saham biasa beredar PT.Prasetyo yang tersisa dimiliki oleh perusahaan asuransi Dimas. Dalam laporan keuangan konsolidasi Industri Arya, Perusahaan Asuransi Dimas dianggap sebagai :

a. Investasi.

b. Perusahaan asosiasi

c. Perusahaan induk

d. Perusahaan afiliasi.

e. Hak minoritas.
6. Hak Minoritas, yang muncul dalam neraca konsolidasi, adalah :

a. Pemilik kurang dari 50% saham perusahaan induk.

b. Hak perusahaan induk pada perusahaan anak.

c. Beban bunga dari utang obligasi perusahaan anak.

d. Ekuitas pada aktiva bersih perusahaan anak yang dimiliki oleh pemegang saham lain selain induk yang memiliki saham kurang dari 50% saham perusahaan anak.

e. Ekuitas pada aktiva bersih perusahaan induk yang dimiliki oleh pemegang saham lain selain anak
7.  Pada kertas kerja konsolidasi, akun ekuitas pemegang saham suatu perusahaan anak :

a. ditambahkan pada akun ekuitas pemegang saham perusahaan induk

b. dieliminasi

c. dieliminasi hanya untuk hak minoritas

d. dieliminasi hanya untuk kepemilikan perusahaan induk

e. tidak dieliminasi
8. Pada kertas kerja konsolidasi, pendapatan investasi pada perusahaan anak :

a. ditambahkan pada akun investasi

b. ditambahkan pada saldo awal saldo laba perusahaan induk

c. tidak dieliminasi

d. dialokasikan antara pemegang saham mayoritas dan minoritas

e. Dieliminasi
9. Pada kertas kerja konsolidasi, saldo akun investasi pada perusahaan anak yang telah dikonsolidasikan :

a. tidak dieliminasi

b. dialokasikan antara hak mayoritas dan minoritas

c. selalu dieliminasi

d. dibawa kedalam neraca konsolidasi

e. dieliminasi ketika pendekatan laporan keuangan digunakan
10. Pada kertas kerja konsolidasi, laba bersih konsolidasi ditentukan oleh :

a. Laba bersih perusahaan induk ditambah dengan laba bersih perusahaan anak

b. Minoritas laba bersih anak

c. Pendapatan konsolidasi ditambah dengan beban-beban konsolidasi dan pendapatan hak minoritas

d. pembuatan penyesuaian pada pendapatan perusahaan induk

e. Laba bersih perusahaan induk dikurangi dengan pendapatan hak minoritas
11. Pada akhir bulan juli 2012 PT ABC membeli 70% saham yang beredar milik PT 123.

Pada saat pembelian tersebut keadaan aktiva dan hutang milik PT 123 adalah sebagai

berikut:

– Aktiva lancar …………………….. Rp 2.600.000

– Aktiva tetap ……………………… Rp 4.000.000

– Hutang ……………………………. Rp 600.000

Dengan adanya pembelian saham tersebut, pada neraca konsolidasi PT ABC timbul

rekening Kelebihan Harga Pokok Diatas Nilai Buku (KHPDNB) sebesar Rp

3.200.000. apabila disusun neraca konsolidasi, besarnya eliminasi atas investasi saham PT 123 adalah

a. Rp 2.240.000,00

b. Rp 4.620.000,00

c. Rp 7.400.000,00

d. Rp 4.200.000,00.

e. Rp. 7.650.000,00
12. Akuntasi metode ekuitas sering disebut

a. Konsolidasi 7 baris

b. Konsolidasi 4 baris

c. Konsolidasi 3 baris

d. Konsolidasi 5 baris

e. Konsolidasi 1 baris
13. Penggabungan usaha melalui akuisisi saham terjadi ketika perusahaan memperoleh …% berhak suara perusahaan lain.

a. =50%.

b. <50%.

c. >50%.

d. 50%.

e. Jawaban benar semua
14. Saldo laba konsolidasi adalah sama dengan saldo laba perusahaan

a. Cabang

b. Anak

c. Afiliasi

d. Induk.

e. Pusat
15. jika ada bukti mengindikasikan bahwa nilai wajar melebihi nilai buku, maka kelebihan tersebut harus

a. di amortisasikan

b. di bukukan

c. dialokasikan.

d. dipindah bukukan

e. dieliminasi
16. pada kertas kerja konsolidasi, saldo akun investasi pada perusahaan anak yg telah dikonsolidasikan

a. ditambah pada akun ekuitas

b. dieliminasikan.

c. dieliminasi hanya untuk hak minoritas

d. dieliminasikan hanya untuk perusahaan induk

e. ditambah pada akun biaya
17. investasi dalam saham biasa dicatat pada biayanya, dan deviden dari laba berikitnya dilaporkan sebagai pendapatan deviden disebut metode ?

a. biaya.

b. ekuitas

c. cost

d. harga perolehan

e. hak opsi
18. dalam mencatat deviden likuidasi, perbandingan untuk periode berikutnya antara laba kumulatif dan deviden kumulatif untuk menentukan apakah terjadi deviden likuidasi didasarkan pada ?

a. tanggal awal deviden.

b. Tanggal akuisisi

c. Tanggal akhir deviden ikuidasi

d. Tanggal awal dan akhir akuisisi

e. Salah semua
19. Arah penjualan antar perusahaan  (arus ke atas atau kebawah ) tidak mempengaruhi kertas kerja konsolidasi apabila penjualan antar perusahaan afiliasi dilakukan

a. Pada nilai wajar

b. Pada nilai buku.

c. Diatas nilai pasar

d. Pada perusahaan anak yg dimiliki 100%

e. Jawab a dan d benar
20. Suatu penggabungan usaha dimana sebuah perusahaan yang baru dibentuk untuk mengambil alih aktiva dan operasi dua atau lebih entitas usaha yang terpisah dan entitas-entitas yang sebelumnya terpisah tersebut dibubarkan adalah …

a. Konsolidasi

b. Likuidasi

c. Marger.

d. Pembelian

e. Penyatuan kepemilikan
21. Investasi dicatat pada biaya perolehan dan disesuaikan dengan keuntungan, kerugian dan dividen disebut metode ?

a. Ekuitas.

b. Harga Perolehan

c. Biaya

d. Pendapatan

e. Semua salah
22. Salah satu ciri atau tanda bahwa perusahaan induk menggunakan metode ekuitas untuk mengikuti perubahan modal perusahaan anak adalah…

a. Segala perubahan atas modal anak perusahaan tidak mempengaruhi rekening ”Investasi pada anak perusahaan”

b. Segala perubahan modal anak perusahaan selalu mengikuti perusahaan induk dan dilakukan penyesuaian terhadap rekening ”Investasi pada anak perusahaan”.

c. Perusahaan anak dianggap sebagai suatu kekayaan terpisah

d. Perubahan modal anak perusahaan baru diakui pada saat penyusunan laporan neraca konsolidasi

e. Perubahan modal diakui seteah adanya perubahan hak kepemilikan
23. Laba anak perusahaan diakui induk perusahaan pada metode ekuitas akan dijurnal ?

a. Debit : Laba pada anak perusahaan, kredit : Laba yang ditahan untuk induk perusahaan

b. Debit : Laba pada anak perusahaan, kredit : Investasi saham pada anak perusahaan

c. Debit : Investasi pada anak perusahaan, kredit : Laba yang ditahan untuk anak perusahaan

d. Debit : Investasi sahama pada anak perusahaan, kredit : Laba anak perusahaan.

e. Debit : Pendapatan dividen, kredit : Laba pada anak perusahaan
24. Dalam metode pembelian biaya perolehan bagi entitas pembeli atas perolehan perusahaan lain dalam suatu penggabungan usaha secara pembelian dapat diukur dengan cara…

a. Jumlah persediaan yang dikeluarkan

b. Nilai buku yang didistribusikan

c. Jumlah kas yang dikeluarkan atau nilai wajar aktiva lain yang didistribusikan.

d. Jumlah persediaan yang diterima

e. Semua jawaban benar
25. Laporan laba ditahan konsolidasi, saldo laba yang ditahan disajikan dalam bentuk gabungan adalah…

a. Saldo laba atau pada akhir milik perusahaan anak dan induk baik yang sudah dibagi maupun yang belum dibagi.

b. Saldo laba yang belum dibagi atau defisit yang diderita oleh anak perusahaan sebelumnya adanya hubungan afiliasi

c. Saldo laba yang belum dibagi atau defisit yang diceritakan oleh anak perusahaan sejak adanya hubunga afiliasi

d. Semua jawaban benar

e. Semua jawaban salah
26. Dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi pada perusahaan manufaktur hal terpenting yang harus dilakukan adalah…

a. Menghitung semua biaya pembuatan produk

b. Menyesuaikan jumlah persediaan bahan baku

c. Menyesuaikan perubahan modal

d. Melakukan penyesuaian terhadap harga pokok produk yang dibuat menjadi harga pokok semula.

e. Semua jawaban salah
27. Perubahan hak kepemilikan Induk Perusahaan terhadap Anak Perusahaan dapat terjadi apabila….kecuali…

a. Pembelian saham-saham anak perusahaan dilakukan lebih dari satu kali, namun hak kendali atau kontol diperoleh saat pembelian saham tahap pertama

b. Pembelian saham-saham perusahaan anak dilakukan lebih dari satu kali pembelian, dan hak kendali atau kontrol diperoleh baru sesudah beberapa tahap pembelian saham

c. Pembelian dan penjualan kembali sebagian saham perusahaan anak yang dimiliki perusahaan induk

d. Penarikan kembali saham-saham anak perusahaan yang mempengaruhi hak kepemilikian perusahaan induk

e. Saham yang diberikan atas dasar hibah atau sumbangan
28. Perlakuan laba yang ditahan konsolidasi pada anak perusahaan di luar negeri adalah…kecuali…

a. Masalah sistem moneter

b. Pembatasan dan peraturan yang berhubungan dengan masalah pemulangan modal asing

c. Laba yang ditahan dilimpahkan kepada induk perusahaan.

d. Transfer keuntungan dalam bentuk satuan rupiah

e. Keuntungan tentang penjabaran rekening yang dinyatakan dalam mata uang asing
29. Saham-saham yang tidak diperoleh oleh perusahaan induk pada penggabungan secara penyatuan dipertanggungjawabkan sebagai…

a. Goodwill

b. Dividen

c. Hak opsi

d. Hak minoritas.

e. Hak mayoritas
30. Kepemilikan 20% saham biasa pada perusahaan investasi…

a. Harus mempertanggungjawabkan berdasarkan metode ekuitas.

b. Adanya bukti kemampuan menggunakan pengaruh yang signifikan terhadap perusahaan investasi

c. Memungkinkan bagi investor untuk merapkan metode biaya dan ekuitas

d. Dipertanggungjawabkan dengan metode biaya karen aplikasi metode ekuitas memerlukan kepemilikan lebih dari 20%

e. Harus mempertanggungjawabkan berdasarkan metode harga perolehan

Essay :
1) PT Gita, PT Nada dan PT Cinta bersepakat untuk bergabung dengan membentuk nama PT Rosa. Kekayaan bersih menurut harga pasar dan keuntungan rata-rata selama 5 tahun terakhir yang oleh masing-masing pihak dipercaya akan dapat dipertahankan untuk 5 tahun mendatang adalah sebagai berikut :

Keuntungan yang dipersyaratkan adalah sebagai berikut :

a. Tingkat laba normal dari jumlah investasi adalah 5%

b. Kelebihan laba diatas laba normal, dikapitalisasikan dengan tingkat kapitalisasi 25% untuk menentukan besarnya goodwill

Diminta:

1. Hitunglah persentase relatif dan kontribusi kekayaan bersih, keuntungan yang dikontribusikan dan klaim terhadap kekayaan bersih dan hak atas pembagian laba dalan perusahaan yang baru

2. Buatlah perhitungan alokasi modal saham dan jurnal yang diperlukan untuk masing-masing perusahaan yang bergabung, bila :

a)    Masing-masing saham dikeluarkan dalam hubungannya dengan kontribusi kekayaan bersih termasuk good will dengan nominal @Rp 10.000

b)    Kontribusi diakui sebesar kekayaan rill tanpa goodwill dengan nominal @ Rp 10.000

c)    Jumlah modal saham yang diterbitkan sebanyak 13.520 lembar @Rp 6.500
2) PT. Lisa memperoleh 80% pemilikan PT. Toto pada tanggal 2 Januari 2016 dengan harga Rp.700.000.000. pada tanggal ini modal saham dan saldo laba kedua perusahaan adalah sebagai berikut :

Aktiva dan kewajiban PT. Toto ditetapkan pada nilai wajarnya ketika PT. Lisa memperoleh 80% kepemilikannya. PT. Lisa menggunakan metode ekuitas untuk mempertanggung jawabkan investasinya pada PT. Toto. Laba bersih dan Deviden pada tahun 2016 untuk perusahaan afiliasi adalah sebagai berikut :

Hitunglah :

Hitunglah berapa nilai akun dibawah ini yang akan muncil pada neraca konsolidasi pada tanggal 31 Desember 2016 !

a. Modal Saham

b. Goodwill

c. Saldo awal konsolidasi

d. Hak minoritas

e. Utang deviden

*****SELAMAT MENGERJAKAN*****

LATIHAN SOAL AKL 2 (PERUSAHAAN KONSOLIDASI)

1.      Investasi dicatat pada biaya perolehan dan disesuaikan dengan keuntungan, kerugian, dan deviden di sebut metode?

a.      Ekuitas

b.      Biaya

c.       Cost

d.      Afiliasi

e.      Semua salah

2.      Asumsi apa saja yang akan timbul apabila terjadi ketiadaan bukti bahwa aktiva bersih dapat diidentifikasikan terlalu rendah?

a.      Goodwill

b.      Hak minoritas

c.       Deviden

d.      Hak opsi

e.      Aktiva

3.      Salah satu ciri bahwa perusahaan induk menggunakan metode ekuitas untuk mengikuti perubahan model perusahaan anak adalah…

a.      Segala perubahan atas modal perusahaan anak, tidak dipengaruhi rekening investasi pada perusahaan anak.

b.      Segala perubahan atas modal perusahaan anak selalu diikuti oleh perusahaan induk dan dilakukan penyesuaian terhadap rekening investasi pada perusahaan anak.

c.       Perusahaan anak dianggap sebagai suatu kekayaan yang terpisah.

d.      Perubahan modal perusahaan anak baru diakui pada saat disusun alporan neraca gabungan.

e.      A dan B benar

4.      Laba perusahaan anak akan diakui oleh perusahaan induk pada metode ekuitas akan dijurnal?

Debit                                                               Kredit

a.      Laba pada perusahaan anak                                 Laba yang ditahan untuk induk

b.      Laba pada perusahaan anak                                 Investasi pada saham anak

c.       Investasi pada saham anak                                   Laba yang ditahan untuk anak

d.      Investasi pada saham anak                                 Laba perusahaan anak

e.      Laba pada perusahaan anak                                 Laba pada perusahaan induk

5.      Rekening laba ditahan perusahaan anak akan tampak dalam…

a.      Kertas kerja penyusun laporan gabungan

b.      Catatan akuntansi perusahaan induk

c.       Catatan akuntansi perusahan anak

d.      Jurnal

e.      B dan C benar

6.      Rekening piutang deviden dari perusahaan anak yang dicatat di sebelah neraca perusahaan induk dapat menunjukkan bahwa perusahaan induk menggunakan?

a.      Metode ekuitas

b.      Metode cost

c.       Metode pembelian

d.      Pencatatan langsung

e.      A dan B benar

7.      Bila menggunakan metode ekuitas untuk mencatat investasi pada perusahaan anak, deviden dari perusahaan anak akan dihitung oleh perusahaan induk sebagai…

a.      Pendapatan sebelum penggabungan badan usaha

b.      Pendapatan pada saat deviden diumumkan oleh perusahaan anak

c.       Kredit yang ditangguhkan

d.      Pendapatan dari perusahaan anak

e.      Penggurangan nilai investasi pada perusahaan anak

8.      Penggabungan usaha melalui akuisisi saham terjadi ketika perusahaan memperoleh ……% berhak suara perusahaan.

a.      =50%

b.      <50%

c.       >50%

d.      100%

e.      Hak opsi

9.      Jika ada bukti mengindikasikan bahwa nilai wajar melebihi nilai buku atau nilai buku melebihi nilai wajar, maka kelebihan tersebut harus…

a.      Diamortisasikan

b.      Dialokasikan

c.       Dipindah bukukan

d.      Dieliminasi

e.      Dicatat sebagai beban

10.      Saham-saham yang tidak diperoleh oleh perusahaan induk pada penggabungan secara penyatuan dipertanggung jawabkan sebagai…

a.      Goodwill

b.      Hak minoritas

c.       Hak mayoritas

d.      Deviden

e.      Hak opsi

11.      Untuk menyusun laporan keuangan konsolidasi pada perusahaan manufaktur hal penting yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah…

a.      Menghitung semua biaya pembuatan produk

b.      Menyesuaikan jumlah pesediaan bahan baku

c.       Melakuka penyesuaian terhadap harga pokok produk yang dibuat, menjadi harga pokok semula

d.      Melakukan audit keuangan perusahaan

e.      Semua jawaban salah

12.      Pada kertas kerja konsolidasi, laba bersih konsolidasi ditentukan dari…

a.      Laba bersih perusahaan induk ditambah dengan laba bersih penjualan anak

b.      Pendapatan konsolidasi dikuarangi dengan beban konolidasi dan pendapatan hak minoritas

c.       Pembuatan penyesuain pada pendapatan perusahaan induk

d.      Laba bersih perusahaan induk dikurangi dengan pendapatan hak minoritas

e.      Pendapatan di kurangi beban konsolidasi

13.      Ayat-ayat jurnal eliminasi laba antar perusahaan dalam kertas kerja konsolidasi disiapkan untuk…

a.      Menghapuskan pengaruh transaksi antar perusahaan pada laporan konsolidasi

b.      Menggunakan laba antar perusahaan sampai direalisasikan

c.       Mengalokasikan antar perusahaan antara pihak mayoritas dengan minorotas

d.      Mngurangi pendapatan konsolidasi

e.      Mengurangi kesalahan

14.      Kompleksitas yang timbul jika perusahaan-perusahaan afiliasi saling memiliki saham satu sama lain disebut?

a.      Direct holding

b.      Indirect holding

c.       Mutual holding

d.      Indirect mutual holding

e.      Holding

15.      Suatu penggabungan usaha dimana perusahaan yang baru di bentuk untuk mengambil alih aktiva dan operasi dua atau lebih entitas usaha yang terpisah, dan entitas-entitas yang sebelumnya terpisah tersebut dibubarkan adalah…

a.      Konsolidasi

b.      Merger

c.       Penyatuan pemilikan

d.      Akuisisi

e.      Holding

16.      Penggabungan usaha yang membentuk sebuah perusahaan baru dengan tujuan khusus untuk membeli aktiva dan mengakui hutang dari dua atau lebih perusahaan yang telah ada disebut…

a.      Konsolidasi

b.      Likuidasi

c.       Merger

d.      Akuisisi

e.      Bank

17.      Pada penggabungan usaha melalui pembelian atau purches, alat tukar yang diberikan dapat berupa…

a.      Kas

b.      Surat Berharga

c.       Aktiva Lainnya

d.      Betul Semua

e.      Salah Semua

18.      Dalam akuntansi untuk perusahaan yang berafiliasi , Controling interest adalah…

a.      Hak induk perusahaan terhadap aktiva anak perusahaan

b.      Hak anak  perusahaan terhadap aktiva bersih induk perusahaan

c.       Hak anak  perusahaan terhadap aktiva bersih miliknya setelah dikuasai induk perusahaan

d.      Hak induk perusahaan terhadap modal bersih anak perusahaan

e.      Salah Semua

19.      Dalam metode cost, rugi dan laba anak perusahaan diakui pada saat…

a.      Pada saat laba rugi tersebut dilaporkan

b.      Pada saat pembelian anak perusahaan

c.       Langsung diakui dengan mengadakan penyesuaian terhadap rekening investasi pada saham anak perusahaan

d.      Pada saat akan disusun neraca konsolidasi

e.      Benar Semua

20.      Di dalam laporan keuangan konsolidasi, rekening KHPDNB (Kelebihan Harga Pokok Diatas Nilai Buku) akan tampak pada :

a.      Rekening neraca sebelah passiva

b.      Rekening neraca sebelah aktiva

c.       Rekening rugi laba sebelah harga pokok

d.      Rekening rugi laba sebelah biaya

e.      Benar Semua

 

Soal Essay :

  1. Merger PT. Maksi yang tetap beroperasi menerbitkan 22.000 lembar saham biasa dengan nilai nominal Rp. 10.000 untuk memperoleh aktia bersih PT. Mini pada tanggal 1 Juli 2016
    • Buatlah ayat jurnal untuk mencatat penerbitan!
    • Buat Neraca Saldo PT. Maksi!

Jawaban :

A. Jurnal 1 Juli 2016

Aktiva Lain-lain                                        Rp. 290.000.000

Beban                                                       Rp. 60.000.000

Modal Saham @Rp. 10.000                            Rp. 220.000.000

Saldo Laba                                                       Rp. 30.000.000

Pendapatan                                                     Rp. 100.000.000

B. Neraca

Aktiva – aktiva lain                      Rp. 1.040.000.000

Beban – beban                               Rp. 210.000.000

Modal Saham                                                                               Rp. 720.000.000

Saldo Laba                                                                                    Rp. 230.000.000

Pendapatan                                                                                   Rp. 300.000.000

Rp. 1.250.000.000                RP. 1.250.000.000

 

2. Lisa memperoleh 80% pemilikan PT. Toto pada tanggal 2 Januari 2016 dengan harga Rp.700.000.000. pada tanggal ini modal saham dan saldo laba kedua perusahaan adalah sebagai berikut :

Akun PT. Lisa PT. Toto
Modal Saham Rp. 2.000.000.000 Rp. 500.000.000
Saldo Laba Rp. 600.000.000 Rp. 200.000.000

Aktiva dan kewajiban PT. Toto ditetapkan pada nilai wajarnya ketika PT. Lisa memperoleh 80% kepemilikannya. PT. Lisa menggunakan metode ekuitas untuk mempertanggung jawabkan investasinya pada PT. Toto. Laba bersih dan Deviden pada tahun 2016 untuk perusahaan afiliasi adalah sebagai berikut :

Akun PT. Lisa PT. Toto
Laba Bersih Rp. 300.000.000 Rp. 90.000.000
Deviden Rp. 180.000.000 Rp. 50.000.000
Utang Deviden 31 Des 2016 Rp. 90.000.000 Rp. 25.000.000

 

Hitunglah :

Hitunglah berapa nilai akun dibawah ini yang akan muncil pada neraca konsolidasi pada tanggal 31 Desember 2016 !

a) Modal Saham

b) Goodwill

c) Saldo awal konsolidasi

d) Hak minoritas

e) Utang deviden

 

Jawaban :

Biaya Invesatsi                                                = Rp. 700.000.000

Nilai buku (80% x Rp. 700.000.000)             = Rp. 560.000.000

Goodwill                                                            = Rp. 140.000.000

 

Jurnal :

a) Modal Saham                    Rp. 500.000.000

Saldo Laba                         Rp. 200.000.000

Goodwill                              Rp. 140.000.000

Investasi PT. Toto                                       Rp. 700.000.000

Hak Minoritas                                             Rp. 140.000.000

b) Pendapatan PT. Toto          Rp. 20.000.000

Deviden                                                          Rp. 20.000.000

c) Utang Deviden                     RP. 20.000.000

Piutang Deviden                                           Rp. 20.000.000

 

Dengan jurnal diatas dapat diselesaiakan sebagai berikut :

a) Modal saham yang dilaporkan pada neraca konsolidasi adalah sebesar Rp. 20.000.000

b) Goodwill saham yang dilaporkan pada neraca konsolidasi adalah sebesar

Rp. 20.000.000

c) Saldo Laba Konsolidasi :

Saldo Awal                         Rp. 600.000.000

Deviden                              Rp. 300.000.000

  Rp. 810.000.000

d) Hak minoritas :

Hak minoritas 1 Januari                                                       Rp. 140.000.000

Pendapatan Hak minoritas (20% x Rp. 90.000.000)         Rp. 18.000.000

Deviden ( 20% x Rp. 25.000.000 )                                         Rp. 5.000.000

                                                                                                         Rp. 153.000.000

e) Utang Deviden

Rp. 90.000.000 + Rp. 25.000.000 – Rp. 20.000.000 = Rp. 95.000.000

ORGANISASI NIRLABA

nirlaba

A. Pengertian Organisasi Nirlaba

Organisasi nirlaba memiliki perbedaan yang cukup signifikan dengan organisasi yang berorientasi kepada laba. Dalam menjalankan kegiatannya, organisasi nirlaba tidak semata-mata digerakkan oleh tujuan untuk mencari laba. Meski demikian not-for-profit juga harus diartikan sebagai not-for-loss. Oleh karena itu, organisasi nirlaba selayaknya pun tidak mengalami defisit. Adapun bila organisasi nirlaba memperoleh surplus, maka surplus tersebutakan dikontribusikan kembali untuk pemenuhan kepentingan publik, dan bukan untuk memperkaya pemilik organisasi nirlaba tersebut.

Dalam hal kepemilikan, kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan,atau ditebus kembali sebagaimana pada organisasi bisnis. Selain itu, kedua jenis organisasi tersebut bereda dalam hal cara organisasi memperoleh sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas operasinya. Organisasi nirlaba umumnya memperoleh sumber daya dari sumbangan para anggota dan donatur lain, yang idealnya, tidak mengharapkan adanya pengembalian atas donasi yang mereka berikan.

Lebih lanjut, walaupun tidak meminta adanya pengembalian, namun para donatur sebagai salah satu stakeholder utama organisasi nirlaba tentunya mengharapkan adanya pengembalian atas sumbangan yang mereka berikan. Para donatur ini, baik mempersyaratkan atau tidak, tentu tetap menginginkan pelaporan serta pertanggungjawaban yang transparan atas dana yang mereka berikan. Para donatur ingin mengetahui bagaimana dana yang mereka berikan dikelola dengan baik dan dipergunakan untuk memberi manfaat bagi kepentingan publik.

Untuk itu, organisasi nirlaba perlu menyusun laporan keuangan. Hal ini bagi sebagian organisasi nirlaba yang scope-nya masih kecil serta sumber daya-nya masih belum memadai, mungkin akan menjadi hal yang menantang untuk dilakukan. Terlebih karena organisasi nirlaba jenis ini umumnya lebih fokus pada pelaksanaan program ketimbang mengurusi administrasi. Namun, hal tersebut tidak boleh dijadikan alasan karena organisasi nirlaba tidak boleh hanya mengandalkan pada kepercayaan yang diberikan para donaturnya. Akuntabilitas sangat diperlukan agar dapat dapat memberikan informasi yang relevan dan dapat diandalkankepada donatur, regulator, penerima manfaat dan publik secara umum.

Menurut PSAK 45, organisasi nirlaba perlu menyusun setidaknya 4 jenis laporan keuangan sebagai berikut:

  • Laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode laporan
  • Laporan aktivitas untuk suatu periode pelaporan
  • Laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan
  • Catatan atas laporan keuangan

Dari keempat jenis laporan tersebut, dapat dicermati bahwa laporan keuangan organisasi nirlaba mirip dengan organisasi bisnis, kecuali pada 3 hal utama, yaitu:

  • Komponen laporan posisi keuangan organisasi nirlaba memiliki beberapa keunikan bila dibandingkan dengan komponen laporan keuangan organisasi bisnis. Hal ini akan dijelaskan pada bagian berikutnya.
  • Organisasi nirlaba tidak memiliki laporan laba rugi, namun laporan ini dapat dianalogikan dengan laporan aktivitas. Informasi sentral dalam laporan laba rugi umumnya terletak pada komponen laba atau rugi yang dihasilkan organisasi bisnis dalam satu periode. Sementara itu, informasi sentral dalam laporan aktivitas terletak pada perubahan aset neto yang dikelola oleh organisasi nirlaba.
  • Organisasi nirlaba tidak memiliki laporan perubahan ekuitas sebagaimana layaknya organisasi bisnis. Hal ini disebabkan organisasi nirlaba tidak dimiliki oleh entitas manapun. Ekuitas dalam organisasi nirlaba bisa dianalogikan dengan aset neto yang akan disajikan pada laporan aktivitas. Aset neto tersebut terdiri dari tiga jenis, sebagaimana dijelaskan berikut ini:
  1. Aset neto tidak terikat adalah sumber daya yang penggunaannya tidak dibatasi untuk tujuan tertentu oleh penyumbang. Adapun bila sumbangan tersebut terikat, itu berarti sumbangan tersebut dibatasi penggunaannya oleh penyumbang untuk tujuan tertentu. Pembatasan tersebut dapat bersifat permanen atau temporer.
  2. Aset neto terikat temporer adalah sumber daya yang pembatasan penggunaannya dipertahankan sampai dengan periode tertentu atau sampai dengan terpenuhinya keadaan tertentu. Pembatasan penggunaan ini bisa ditetapkan oleh donatur maupun oleh organisasi nirlaba itu sendiri (misal: untuk melakukan ekspansi, atau untuk membeli aset tertentu).
  3. Aset neto terikat permanen adalah sumber daya yang pembatasan penggunaannya dipertahankan secara permanen. Namun demikian, organisasi nirlaba diizinkan untuk menggunakan sebagian atau semua penghasilan atau manfaat ekonomi lainnya yang berasal dari sumber daya tersebut. Contoh aset jenis ini adalah dana abadi, warisan, maupun wakaf.

Meski PSAK 45 didedikasikan bagi organisasi nirlaba, namun standar ini juga dapat diterapkan oleh lembaga pemerintah, dan unit-unit sejenis lainnya. Namun perlu dicatat bahwa penerapan pada organisasi selain nirlaba tersebut hanya dapat dilakukan sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

B. Jenis dan Komponen Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba

Laporan keuangan organisasi nirlaba meliputi (1) laporan posisi keuangan pada akhir periode laporan, (2) laporan aktivitas serta (3) laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan, dan (4) catatan atas laporan keuangan.

  1. Laporan Posisi Keuangan / Neraca

Laporan ini bertujuan untuk menyediakan informasi mengenai aset, kewajiban, dan aset bersih dan informasi mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu. Informasi ini dapat membantu para penyumbang, anggota organisasi, kreditur dan pihak-pihak lain untuk menilai:

  • kemampuan organisasi untuk memberikan jasa secara berkelanjutan, dan
  • likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi kewajibannya, serta kebutuhan pendanaan eksternal.

Lebih lanjut, komponen dalam laporan posisi keuangan mencakup:

a) Aset

  • Kas dan setara kas

Bila ada kas atau aset lain yang dibatasi penggunaanya oleh penyumbang, maka hal ini harus disajikan terpisah dari kas atau aset lain yang tidak terikat penggunaannya.

  • Piutang (misalnya: piutang pasien, pelajar, anggota, dan penerima jasa yang lain);
  • Persediaan;
  • Sewa, asuransi, dan jasa lainnya yang dibayar di muka;
  • Surat berharga/efek dan investasi jangka panjang;
  • Tanah, gedung, peralatan, serta aset tetap lainnya yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa, dan lain-lain.

Bila dilihat dari susunan tersebut, dapat dipahami bahwa penyajian aset pada laporan posisi keuangan suatu organisasi nirlaba juga diurutkan berdasarkan likuiditasnya – kemampuan suatu aset untuk dengan mudah dikonversi menjadi kas.

b) Liabilitas

  • Utang dagang;
  • Pendapatan diterima dimuka;
  • Utang jangka panjang, dan lain-lain

Dalam penyajiannya, liabilitas tetap diurutkan berasarkan masa jatuh temponya.

c) Aset Bersih

  • Aset bersih tidak terikat. Aset bersih jenis ini umumnya meliputi pendapatan dari jasa, penjualan barang, sumbangan, dan dividen atau hasil investasi, dikurangi beban untuk memperoleh pendapatan tersebut. Batasan terhadap penggunaan aset bersih tidak terikat dapat berasal dari sifat organisasi, lingkungan operasi, dan tujuan organisasi yang tercantum dalam akte pendirian, serta dari perjanjian kontraktual dengan pemasok, kreditur dan pihak lain yang berhubungan dengan organisasi.
  • Aset bersih terikat temporer. Pembatasan ini bisa berupa pembatasan waktu maupun penggunaan, ataupun keduanya. Contoh pembatasan temporer ini bisa berlaku terhadap (1) sumbangan berupa aktivitas operasi tertentu, (2) investasi untuk jangka waktu tertentu, (3) penggunaan selama periode tertentu dimasa depan, atau (4) pemerolehan aset tetap. Informasi mengenai jenis pembatasan ini  dapat disajikan sebagai unsur terpisah dalam kelompok aset bersih terikat temporer atau disajikan dalam catatan atas laporan keuangan.
  • Aset bersih terikat permanen. Pembatasan ini bisa dilakukan terhadap (1) aset seperti tanah atau karya seni yang disumbangkan untuk tujuan tertentu, untuk dirawat dan tidak untuk dijual, atau (2) aset yang disumbangkan untuk investasi yang mendatangkan pendapatan secara permanen. Kedua jenis pembatasan ini dapat disajikan sebagai unsur terpisah dalam kelompok aset bersih yang penggunaannya dibatasi secara permanen atau disajikan dalam catatan atas laporan keuangan.

Contoh laporan posisi keuangan :Laporan Posisi Keuangan

2. Laporan Aktivitas

Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aset bersih, hubungan antar transaksi, dan peristiwa lain, dan bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa. Perubahan aset bersih dalam laporan aktivitas biasanya melibatkan 4 jenis transaksi, yaitu (1) pendapatan, (2) beban, (3) gains and losses, dan (4) reklasifikasi aset bersih. Seluruh perubahan aset bersih ini nantinya akantercermin pada nilai akhir aset bersih yang disajikan dalam laporan posisi keuangan.

Adapun informasi dalam laporan ini dapat membantu para stakeholdersuntuk:

  1. mengevaluasi kinerja organisasi nirlaba dalam suatu periode,
  2. menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan organisasi dan memberikan jasa, dan
  3. menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajer.

Secara umum, ketentuan dalam Laporan Aktivitas adalah sebagai berikut:

  •    Pendapatan disajikan sebagai penambah aset bersih tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi oleh penyumbang.
  • Beban disajikan sebagai pengurang aset bersih tidak terikat.
  •    Sumbangan dapat disajikan sebagai penambah aset bersih tidak terikat, terikat permanen, atau terikat temporer, tergantung pada ada tidaknya pembatasan.
  • Jika ada sumbangan terikat temporer yang pembatasannya tidak berlaku lagi dalam periode yang sama, maka sumbangan tersebut dapat disajikan sebagai sumbangan tidak terikat sepanjang disajikan secara konsisten dan diungkapkan sebagai kebijakan akuntansi.
  •   Keuntungan dan kerugian dari investasi dan aset (atau kewajiban) lain diakui sebagai penambah atau pengurang aset bersih tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi.
  • Selain dari ketiga jenis aset bersih yang ada sebagaimana dijelaskan sebelumnya, organisasi nirlaba tetap berpeluang untuk menambah klasifikasi aset bersih sekiranya diperlukan. Klasifikasi ini bisa dilakukan menurut kelompok operasi atau non-operasi, dapat dibelanjakan atau tidak dapat dibelanjakan, telah direalisasi atau belum direalisasi, berulang atau tidak berulang, atau dengan cara lain yang sesuai dengan aktivitas organisasi.

Lebih lanjut, komponen dalam laporan aktivitas mencakup:

a) Pendapatan

  • Sumbangan;
  • Jasa layanan;
  • Penghasilan investasi.

Semua pendapatan tersebut disajikan secara bruto. Namun, khusus untuk pendapatan investasi dapat disajikan secara neto dengan syarat beban-beban terkait, seperti beban penitipan dan beban penasihat investasi, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Komponen lain yang juga disajikan dalam jumlah neto adalah keuntungan dan kerugian yang berasal dari transaksi insidental atau peristiwa lain yang berada di luar pengendalian organisasi dan manajemen. Misalnya, keuntungan atau kerugian penjualan tanah dan gedung yang tidak digunakan lagi.

a) Beban

  1. Beban terkait program pemberian jasa. Aktivitas terkait dengan beban jenis ini antara lain aktivitas untuk menyediakan barang dan jasa kepada para penerima manfaat, pelanggan, atau anggota dalam rangka mencapai tujuan atau misi organisasi.
  2. Beban terkait aktivitas pendukung (meliputi semua aktivitas selain program pemberian jasa). Umumnya, aktivitas pendukung mencakup:
  • Aktivitas manajemen dan umum, meliputi pengawasan, manajemen bisnis, pembukuan, penganggaran, pendanaan, dan aktivitas administratif lainnya.
  • Aktivitas pencarian dana, meliputi publikasi dan kampanye pencarian dana; pengadaan daftar alamat penyumbang; pelaksanaan acara khusus pencarian dana; pembuatan dan penyebaran manual, petunjuk, dan bahan lainnya; dan pelaksanaan aktivitas lain dalam rangka pencarian dana dari individu, yayasan, pemerintah dan lain-lain.
  •   Aktivitas pengembangan anggota meliputi pencarian anggota baru dan pengumpulan iuran anggota, hubungan dan aktivitas sejenis

Perlu dicermati bahwa laporan aktivitas atau catatan atas laporan keuangan harus menyajikan informasi mengenai beban menurut klasifikasi fungsional, seperti menurut kelompok program jasa utama dan aktivitas pendukung. Klasifikasi ini bermanfaat untuk membantu para stakeholders dalam menilai pemberian jasa dan penggunaan sumber daya. Disamping penyajian klasifikasi beban secara fungsional, organisasi nirlaba dianjurkan untuk menyajikan informasi tambahan mengenai beban menurut sifatnya. Misalnya, berdasarkan gaji, sewa, listrik, bunga, penyusutan.

Contoh Llaporan aktivitas :

Entitas Nirlaba

3. Laporan Arus Kas

Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode. Adapun klasifikasi penerimaan dan pengeluaran kas pada laporan arus kas organisasi nirlaba, sama dengan yang ada pada organisasi bisnis, yaitu: arus kas dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Metode penyusunan laporan arus kas pun bisa menggunakan metode langsung (direct method) maupun metode tidak langsung (indirect method).

Arus kas dari aktivitas operasi umumnya berasal dari pendapatan jasa, sumbangan, dan dari perubahan atas aset lancar dan kewajiban lancar yang berdampak pada kas. Sementara itu, arus kas dari aktivitas investasi biasanya mencatat dampak perubahan aset tetap terhadap kas, misal karena pembelian peralatan, penjualan tanah, dsb. Lebih lanjut, arus kas dari aktivitas pendanaan berasal dari penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaannya dibatasi untuk jangka panjang; penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi yang penggunaannya dibatasi untuk perolehan, pembangunan dan pemeliharaan aset tetap, atau peningkatan dana abadi (endowment), atau dari hasil investasi yang dibatasi penggunaannya untuk jangka panjang.

Semetara itu, ada kalanya organisasi nirlaba melakukan transaksi yang mengakibatkan perubahan pada komponen posisi keuangan, namun perubahan tersebut tidak mengakibatkan kas. Misalnya, adanya pembelian kendaraan operasional dengan utang, sumbangan berupa bangunan atau aset investasi lainnya. Transaksi sejenis ini (yang tidak mengakibatkan adanya perubahan kas) harus diungkapkan pada catatan atas laporan keuangan.

Referensi :

  1. Ikatan Akuntan Indonesia. (2010). PSAK 45: Akuntansi Organisasi Nirlaba. Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia.
  2. http://referensiakuntansi.blogspot.co.id/2012/07/laporan-keuangan-organisasi-nirlaba.html
  3. Makalah dengan judul “Akuntansi Nirlaba” yang di susun oleh Mitoyo

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

gambar konsolidasi

A. Pengertian Laporan Keuangan Konsolidasi

Berdasarkan Pasal 1 angka 10 UU RI Nomor 40 Tahun 2007, peleburan (konsolidasi) adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua perseroan terbatas atau lebih, untuk meleburkan diri dengan cara mendirikan satu perseroan tebatas yang baru yang karena hukum memperoleh akitva dan pasiva dari perseroan terbatas yang meleburkan diri dan status badan hukum perseroan tebatas yang meleburkan diri berakhir karena hukum. Sementara Pasal 1 angka PP Nomor 27 Tahun 1998, peleburan (konsolidasi), adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua perseroan terbatas atau lebih untuk meleburkan diri dengan cara membentuk satu perseroan terbatas baru dan masing-masing perseroan terbatas yang meleburkan diri menjadi bubar.

KONSOLIDASI

Laporan Keuangan Konsolidasi adalah Laporan yang menyajikan posisi keuangan dan hasil operasi untuk induk perusahaan (entitas pengendali) dan satu atau lebih anak perusahaan (entitas yang dikendalikan) seakan-akan entitas-entitas individual tersebut merupakan satu entitas atau perusahaan satu perusahaan. Laporan Keuangan Konsolidasi diperlukan apabila salah satu perusahaan yang bergabung memiliki kontrol terhadap perusahaan lain, dan sebaliknya laporan keuangan konsolidasi tidak diperlukan apabila satu perusahaan tidak memiliki kontrol terhadap perusahaan lain. Artinya,  jika tidak memiliki hak kendali (control) yang lebih, maka mereka adalah badan usaha (entity) mandiri, artinya mereka masing-masing akan membuat laporan keuangan yang sendiri-sendiri dan tidak mungkin untuk digabungkan, ditambahkan atau yang sejenisnya. Jadi, tidak ada maksud untuk membuat sebuah laporan keuangan konsolidasi.

Adapun maksud dan tujuan Laporan Keuangan Konsolidasi disusun, yaitu agar dapat memberikan gambaran yang obyektif dan sesuai atas keseluruhan posisi dan aktivitas dari satu perusahaan (economic entity) yang terdiri atas sejumlah perusahaan yang berhubungan istimewa, dimana laporan konsolidasi keuangan diharapkan tidak boleh menyesatkan pihak-pihak yang berkepentingan dan harus didasarkan pada substansi atas peristiwa ekonomi juga. Dalam PSAK No. 4, Paragraf 4 penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi oleh induk Perusahaan bertujuan untuk memberikan informasi kepada para pemakai Laporan Keuangan mengenai data keuangan dari suatu kelompok perusahaaan dalam kelompok tersebut merupakan suatu entitas hukum yang terpisah satu sama lain. Dalam menyusun laporan keuangan konsolidasi, laporan keuangan bank dan anak perusahaan digabungkan satu persatu dengan menjumlahkan unsure-unsur yang sejenis dari asset, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban. Agar laporan keuangan konsolidasi dapat menyajikan informasi keuangan dari kelompok perusahaan tersebut sebagai satu kesatuan ekonomi, maka perlu dilakukan langkah-langkah berikut:

  1. Transaksi dan saldo resiprokal antara induk perusahaan dan anak perusahaan harus dieliminasi
  2. Keuntungan dan kerugian yang belum direalialisasi, yang timbul dari transaksi antara bank dan anak perusahaan harus dieliminasi
  3. Untuk tujuan konsolidasi, tanggal laporan keuangan anak perusahaan pada dasarnya harus sama dengan tanggal laporan keuangan bank. Apabila tanggal laporan keuangan tersebut berbeda maka laporan keuangan konsolidasi per tanggal laporan keuangan bank masih dapat dilakukan sepanjang:
  4. Perbedaan tanggal pelaporan tersebut tidak lebih dari 3 bulan
  5. Peristiwa atau transaksi material yang terjadi diantara tanggal pelaporantersebut diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi.
  6. Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk transaksi, peristiwa dan keadaan yang sama atau sejenis.
  7. Hak minoritas (minority interest) harus disajikan tersendiri dalam neraca konsolidasi antara kewajiban dan modal sedangkan hak minoritas dalam laba disajikan dalam laporan laba rugi konsolidasi.

B. Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan Konsolidasi

  1. Tujuan Laporan Keuangan Konsolidasi

Maksud dan tujuan penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi, yaitu agar dapat memberikan gambaran yang obyektif dan sesuai atas keseluruhan posisi dan aktivitas dari satu perusahaan (economic entity) yang terdiri atas sejumlah perusahaan yang berhubungan istimewa, dimana laporan konsolidasi keuangan diharapkan tidak boleh menyesatkan pihak-pihak yang berkepentingan dan harus didasarkan pada substansi atas peristiwa ekonomi juga.

  1. Manfaat Laporan Keuangan Konsolidasi

          Diantara manfaat disusunnya Laporan Keuangan Konsolidasi adalah:

  • Untuk kepentingan jangka panjang, efek anak perusahaan terhadap induk
  • Memberikan informasi terkini bagi manajemen induk perusahaan tehadap kinerja grup (anak) perusahaan
  • Kepentingan informasi pihak luar
  • Keterbatasan Laporan Keuangan Konsolidasi

          Disamping memiliki manfaat, Laporan Keuangan Konsolidasi juga memiliki   beberapa keterbatasan, diantaranya:

  • Kinerja keuangan anggota perusahaan yang tidak bagus akan tertutupi
  • Rasio keuangan tidak mencerminkan rasio keuangan perusahaan
  • Ketidaktepatan penyusunan rekening akuntansi seluruh perusahaan
  • Kekurang lengkapan catatan laporan keuangan perusahaan individu

C. Teknik dan Prosedur Laporan Keuangan Konsolidasi

Prosedur Konsolidasi diatur dalam PSAK No. 4 (Paragraf 8,21 & 23) antara lain dinyatakan bahwa dalam menyusun Laporan Keuangan Konsolidasi Laporan Keuangan Induk Perusahaan (Parent Company) dan Anak Perusahaan (Subsidary Company) digabungkan satu persatu dengan menggabungkan unsure-unsur yang sejenis dari Aktiva, Kewajiban, Ekuitas, Pendapatan dan Beban.

Adapun prosedur penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi Dijelaskan lebih terperinci lagi, yaitu:

  1. Mempersiapkan kertas kerja penyusunan laporan keuangan konsolidasi
  2. Memasukkan laporan keuangan meliputi laporan laba rugi, laporan laba ditahan dan neraca masing-masing perusahaan induk dan anak pada kolomnya masing-masing.
  3. Jika ada kesalahan-kesalahan pada laporan keuangan induk atau anak (seperti koreksi terhadap pencatatan investasi dengan metode biaya dikonversi ke metode ekuitas) perlu dibuatkan jurnal penyesuaian (diposting ke buku besar perusahaan induk atau anak).
  4. Memasukkan jurnal eliminasi dalam kertas kerja, seperti:

Mengeliminasi laba atau rugi antar perusahaan (laba atau rugi anak yang telah diakui dalam laporan laba-rugi perusahaan induk). Mengeliminasi dividen anak perusahaan yang telah dicatat pada saat perusahaan induk menerima dividen dari anak.

Pendapatan dari perusahaan anak………………xxx

                                  Dividen……………………………………………….    xxx

                                    Investasi pada perusahaan anak……………..     xxx

Penyesuaian untuk mencatat hak minoritas dalam laba dan dividen perusahaan anak.

Beban hak minoritas………………………………   xxx

                                    Dividen………………………………………………       xxx

                                    Hak minoritas……………………………………..      xxx

Mengeliminasi akun resiprokal, yaitu akun investasi pada perusahaan anak (di neraca induk) dan akun ekuitas (di neraca anak) dikali dengan persentase kepemilikan induk.

Jika NW dari akun investasi pada perusahaan anak = NB dari akun ekuitas

Modal saham………………………………………….  xxx

Tambahan modal (jika ada)……………………..  xxx

Laba ditahan…………………………………………..  xxx

                                    Investasi pada perusahaan anak……………………………   xxx

                                    Hak monoritas (% kepemilikan x total ekuitas)……..  xxx

Jika NW dari akun investasi pada perusahaan anak > < NB dari akun ekuitas. (catatan lihat penjelasan selanjutnya)

Modal saham………………………………………….  xxx

Tambahan modal (jika ada)……………………..  xxx

Laba ditahan…………………………………………..  xxx

Alokasi kelebihan …………………………………..  xxx

                                    Investasi pada perusahaan anak…………………………   xxx

                                    Hak monoritas (% kepemilikan x total ekuitas)…..  xxx

  1. Menjumlah akun-akun pada kedua laporan keuangan untuk akun-akun yang tidak resiprokal pada kolom laporan konsolidasi.
  2. Menjumlahkan akun-akun pada kedua laporan keuangan ditambah dan dikurangi akun-akundalam kolom jurnal eliminasi.

Dalam penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi antara Induk Perusahaan dan Anak Perusahaan dapat digunakan 3 (dua) metode yaitu:

  • Metode Ekuitas (Equity Method)

Konsep dasar dari metode ekuitas pada dasarnya memandang investasi Induk Perusahaan terhadap Anak Perusahaan sebagai sesuatu penyertaan modal sehingga jika aktiva bersih Anak Perusahaan berubah karena kegiatan operasionalnya, secara otomatis akan menyebabkan perubahan pada nilai investasi induk Perusahaan.data.

  • Metode Harga Perolehan (Cost Method)

Pada Metode Biaya, yang dipakai untuk mencatat investasi saham-saham Anak Perusahaan, maka hanya dividen atas saham-saham tersebut (yang telah dibagikan oleh Anak Perusahaan) yang diakui sebagi pendapatan (revenue) oleh Induk Perusahaan. Sebaliknya laba atau rugi atas pemilikan modal (saham) hanya timbul apabila sebagian atau seluruh jumlah saham yang dimiliki tersebut dijual.

  • Metode Ekuitas Tidak Lengkap

 

 

Referensi :

  1. https://elraihany.wordpress.com/category/kuliah/akuntansi-keuangan-lanjutan/
  2. Makalah Konsolidasi yang disusun oleh Misrina Jurusan Akuntansi Universitas Muhamadiyah Makasar

LAPORAN KEUANGAN YANG DIKONSOLIDASIKAN ( Perusahaan Anak Di Luar Negeri )

consolidate

Dalam rangka memperluas usahanya suatu perusahaan mungkin merasa perlu untuk membuka kantor – kantor cabangnya atau memiliki perusahaan afiliasi di luar negeri.

Pada dasarnya semua ketentuan yang berlaku  dalam hubungannya dengan masalah kegiatan usaha diluar negeri, seperti dikemukakan pada hubungan antara kantor pusat dan kantor cabangnya berlaku pula untuk hubungan antara perusahaan induk dan perusahaan anaknya. Seperti misalnya masalah – masalah mengenai sistem moneter yang berlaku di negara dimana kantor cabang atau perusahaan anak tersebut berada, pembatasan – pembatasan dan peraturan – peraturan yang berhubungan dengan masalah pemulangan modal(asing), transfer keuntungan, ketentuan – ketentuan tentang penjabaran terhadap rekening – rekening yang dinyatakan dalam mata uang asing dan lain sebagainya.

A. Pencatatan (akuntansi) Terhadap Transaksi Antar Perusahaan Afiliasi

Pengertian  Perusahaan Afiliasi (Affiliated Company) adalah :

Suatu perusahaan yang berada dalam suatu sistem perusahaan induk.
Suatu Perusahaan dikatakan sebagai Perusahaan Afiliasi (Affiliated Company) dengan perusahaan lain apabila :

  • Salah satu atau lebih direktur atau pejabat setingkat dibawah direktur atau komisaris suatu perusahaan, ternyata juga menjabat sebagai direktur atau pejabat setingkat dibawah direktur atau komisaris di perusahaan lain.
  • Salah satu atau lebih direktur atau pejabat setingkat dibawah direktur atau komisaris suatu perusahaan, ternyata juga mempunyai hubungan keluarga dengandirektur atau pejabat setingkat dibawah direktur atau komisaris di perusahaan lain. 
  • Salah satu pihak perusahaan dapat memberhentian direktur atau pejabat setingkat dibawah direktur atau komisaris suatu perusahaan,maka dua atau lebih perusahaan tersebut dikatakan mempunyai hubungan afiliasi atau sebagai perusahaan afiliasi. 
  • Salah satu pihak perusahaan dapat mengendalikan perusahaan lainnya.

Penyusunan laporan keuangan yang dikonsolidasi – perusahaan anak di luar  negeri

Penyusunan laporan keuangan yang dikonsolidasi antara perusahaan induk dengan  perusahaan anaknya, yang bertempat kedudukan di luar negeri dilakukan melalui 2 (dua) tahap sebagai berikut :

  • Tahap pertama adalah menjabarkan saldo rekening-rekening yang ada pada laporan keuangan perusahaan anak yang dinyatakan dalam mata uang asing ke dalam mata uang dalam negeri (rupiah).Penjabaran rekening-rekening yang dinyatakan dalam mata uang asing ke dalam mata uang mata uang dalam negeri , biasanya dilakukan dengan bertitik tolak dari saldo rekening-rekening didalam neraca sisa setelah penyesuaian (Adjusted Trial Balance)
  • Tahap kedua setelah penjabaran rekening-rekening didalam neraca sisa (setelah penyesuaian) tersebut, adalah melakukan eliminasi terhadap saldo hak-hak pemilikan perusahaan induk pada perusahaan anak, saldo rekening-rekening hutang-piutang serta (laba) dari hasil transaksi antar kedua perusahaan afiliasi tersebut, sesuai dengan metode pencatatan yang dipakai (terhadap investasi saham-saham pada perusahaan anak) dan bagian pemilikannya.

B. Penjabaran rekening-rekening yang dinyatakan dalam mata uang asing.

Proses ulangan rekening mata uang asing anak perusahaan ke dalam mata uang yang setara (biasanya mata uang pelaporan perusahaan induk), untuk menyiapkan laporan keuangan konsolidasi dalam mata uang asli dari perusahaan induk.

Penjabaran mata uang asing, dalam arti yang paling sederhana, adalah setiap perhitungan yang melibatkan mengungkapkan jumlah uang dalam satu mata uang dalam satuan mata uang yang berbeda.

Referensi : 

Tugas makalah “Laporan Keuangan yang Dikonsolidasikan” oleh Mega Puspa

PENERAPAN METODE EKUITAS PADA LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PERUSAHAAN ( UTS )

Perkiraan akun yang perlu diperhatikan dalam laporan keuangan konsolidasi dengan Metode Equity :

  1. Perkiraan Investasi Saham dalam Perusahaan Anak

Yang akan berubah jumlahnya apabila perusahaan anak melaporkan adanya laba rugi atau pembagian deviden.

  1. Perkiraan Kas

Akan berubah jumlahnya apabila perusahaan induk menerima pembagian deviden atau pembelian saham milik perusahaan anak.

  1. Perkiraan Piutang Deviden Perusahaan Anak

Timbul karena perusahaan mengumumkan deviden namun belum dibayar. Perkiraan ini harus dihapuskan apabila telah dibayar tunai.

  1. Perkiraan LYD Perusahaan Induk

Akan berubah jumlahnya apabila perusahaan anak melaporkan adanya Rugi/Laba. Selain itu akan berubah juga karena adanya Rugi/Laba milik perusahaan induk itu sendiri.

  1. Perkiraan LYD Perusahaan Anak

Berubah jumlahnya apabila ada Rugi/Laba pada saat pembagian deviden pada perusahaan anak itu sendiri.

Pencatatan jurnal pada Metode Equity

Kita misalkan perusahaan A: perusahaan induk B: perusahaan anak

  1. Perusahaan anak melaporkan laba

Investasi saham PT. B                                     (xxx)

L/R PT. B                                                                    (xxx)

  1. Perusahaan anak mengumumkan pembagian deviden

Piutang deviden                                              (xxx)

Investasi saham PT. B                                                 (xxx)

  1. Pembayaran deviden

Kas                                                                  (xxx)

Piutang deviden                                                          (xxx)

  1. Perusahaan anak melaporkan rugi

L/R PT. B                                                        (xxx)

Investasi saham PT. B                                                 (xxx)

Catatan:

Pada Metode Equity ketika perusahaan anak mengalami laba atau rugi, perusahan induk akan tetap membuat jurnalnya. Namun jika menggunakan Metode Cost perusahaan induk tidak membuat jurnalnya.

Prosedur Akuntansi Menurut Metode Equity

Berikut ini adalah garis penting yang harus diperhatikan dalam prosedur pencatatan investasi, tentunya dengan metode equity

–          Laba dan rugi perusahaan

Ini penting karena laba/rugi perusahaan anak dapat merubah kekayaan dalam laba yang ditahan perusahaan anak. Perusahaan induk akan mencatat jurnal laba/rugi perusahaan anak.

–          Deviden yang dibagikan oleh perusahaan

Dari sisi perusahaan anak pembagian Deviden akan mengurangi saldo Laba Yang Ditahan, sedangkan pada perusahaan induk dengan pembagian deviden ini akan mendapat perubahan bentuk dari kekayaan yang semula berupa hak atas laba perusahaan anak (Invetasi Saham Perusahaan Anak) kedalam bentuk kekayaan yang lain (Kas/Piutang Deviden).

LONSUM 2

LONSUM 3

LONSUM 4

REFERENSI:

Laporan keuangan konsolidasi Tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2009
Dengan angka perbandingan untuk tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2008

PERUBAHAN KEPEMILIKAN INDUK PERUSAHAAN TERHADAP ANAK PERUSAHAAN PT. LONSUM (UTS )

LONSUM

PENDIRIAN

PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (“Perusahaan”) didirikan berdasarkan Akta Notaris Raden Kadiman No. 93 tanggal 18 Desember 1962 yang diubah dengan akta No. 20 tanggal 9 September 1963. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. J.A5/121/20 tanggal 14 September 1963 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 81 tanggal 8 Oktober 1963, Tambahan No. 531.  Perusahaan bergerak di bidang industri perkebunan dengan menanam dan memelihara tanaman kelapa sawit, karet, kakao, kelapa dan teh, serta mengolah
hasil perkebunan tersebut dan menjual hasilnya di dalam maupun di luar negeri, dengan proporsi pemasaran lokal dan ekspor masing-masing sebesar 70% dan 30% (2008: 64% dan 36%.
Perusahaan pada saat ini sedang mengelola perkebunan yang telah menghasilkan dan belum
menghasilkan masing-masing seluas 75.610 hektar (2008: 72.011 hektar) dan 21.797 hektar (2008: 20.522 hektar) di Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten,
Kalimantan Timur, Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan. Produk utama adalah minyak kelapa sawit dan karet, serta sebagian kecil kakao, teh dan bibit.  Di samping mengelola perkebunannya sendiri, Perusahaan juga mengelola perkebunan di atas tanah yang dimiliki petani kecil setempat (perkebunan plasma) sesuai dengan pola perkebunan “inti plasma” yang dipilih pada saat Perusahaan melakukan ekspansi perkebunan di Sumatera Selatan dan sebagian kecil di Sulawesi. Pengelolaan perkebunan plasma ini akandiserahterimakan kepada plasma pada saat perkebunan plasma siap menghasilkan.

PENAWARAN SAHAM PERUSAHAAN

Pada tanggal 7 Juni 1996, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) melalui suratnya No. S-912/PM/1996 untuk melakukan penawaran umum saham perdana atas 38.800.000 saham Perusahaan kepada masyarakat. Pada tanggal 5 Agustus 1996, saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta, yang efektif 1 Desember 2007 menjadi Bursa Efek Indonesia. Pada tanggal 16 Juni 1997, Perusahaan mengeluarkan saham bonus sejumlah 283.274.421 saham yang berasal dari kapitalisasi agio saham hasil penawaran umum saham perdana. Pada tanggal 24 Agustus 1997, saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya, yang efektif 1 Desember 2007 menjadi Bursa Efek Indonesia.

AKUISISI PERUSAHAAN OLEH PT. SALIM IVOMAS PRATAMA 

Pada tanggal 25 Mei 2007, Indofood Agri Resources Ltd. (Indo Agri), dan anak perusahaan Indo Agri dengan kepemilikan saham 90%, SIMP, menandatangani suatu perjanjian jual beli bersyarat untuk mengakuisisi kepemilikan saham mayoritas Perusahaan dari para pemegang saham mayoritas (First Durango Singapore Pte., Ltd. dan Ashmore Funds) dan dari Bapak Eddy Kusnadi Sariaatmadja, salah satu direktur Perusahaan. Jumlah saham yang diakuisisi oleh SIMP melalui pembayaran secara kas adalah sebagai berikut:

  • dari First Durango Singapore Pte., Ltd. dan Ashmore Funds, sejumlah 500.095.000 saham yang mewakili sekitar 45,7% dari modal ditempatkan Perusahaan atau sekitar 36,6%
    dari modal ditempatkan setelah konversi penuh Surat Hutang Wajib Konversi;
  • dari Ashmore Funds, Surat Hutang Wajib Konversi senilai US$47 juta yang jatuh tempo
    pada tahun 2009 yang dapat dikonversikan menjadi 269.343.500 saham baru Perusahaan
    yang mewakili sekitar 19,7% dari modal ditempatkan setelah konversi penuh Surat
    Hutang Wajib Konversi.

Proses akuisisi ini telah diselesaikan pada tanggal 31 Oktober 2007.

Setelah seluruh Surat Hutang Wajib Konversi telah dikonversi, saham Perusahaan yang dibeli oleh SIMP dan Indo Agri, yang berjumlah 878.959.500 lembar, mewakili sekitar 64,4% dari modal ditempatkan. 

KEPEMILIKAN SAHAM ANAK PERUSAHAAN

Perusahaan mempunyai kepemilikan saham secara langsung maupun tidak langsung pada Anak Perusahaan berikut (selanjutnya secara bersamasama disebut sebagai “Grup”):

lONSUM 1

AKUISISI ATAS ANAK PERUSAHAAN BARU

Pada tanggal 19 November 2008, Perusahaan menandatangani beberapa Akta Jual Beli Saham
Bersyarat (Conditional Sales Purchase Agreement (“SPA”)) dengan Agus Suherman, pihak ketiga,
yang menyatakan bahwa Perusahaan menyetujui untuk membeli: (i) 1.249 saham PT Tani Musi Persada (“TMP”); (ii) 1.249 saham PT Sumatra Agri Sejahtera (“SAS”); dan (iii) 1.125 saham
PT Tani Andalas Sejahtera (“TAS”). Jumlah keseluruhan saham yang diakuisisi Perusahaan
masing-masing merupakan 99,92%, 99,92%, dan 90,00% dari modal saham TMP, SAS dan TAS.

Jumlah harga pembelian saham tersebut sebesar Rp8.046 dibayar lunas oleh Perusahaan pada
bulan Desember 2008. Selain itu, Perusahaan juga membiayai kembali saldo Hutang TMP, SAS dan TAS sebesar Rp40.000. Penyelesaian transaksi ini tergantung atas terpenuhinya beberapa kondisi sebagaimana tercantum dalam SPA. Transaksi tersebut diselesaikan pada tanggal 22 Desember 2008. TMP, SAS dan TAS bergerak di bidang usaha pengembangan perkebunan kelapa sawit. Saat ini, anak-anak perusahaan ini sedang dalam proses pembelian lahan untuk perkebunan kelapa sawit. Akuisisi ini dicatat dengan menggunakan metode pembelian. Sehubungan dengan hal ini, selisih lebih antara harga perolehan dengan nilai wajar aktiva bersih terindentifikasi yang diperoleh sebesar Rp4.830 dibebankan seluruhnya pada
operasi tahun berjalan.

DASAR PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

Laporan keuangan konsolidasi disusun berdasarkan konsep harga perolehan.
Laporan keuangan konsolidasi juga disusun berdasarkan konsep akrual, kecuali untuk laporan arus kas. Laporan arus kas konsolidasi disusun menggunakan metode langsung dan
arus kas dikelompokkan atas dasar kegiatan operasi, investasi dan pendanaan.

Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang
mempengaruhi jumlah aktiva dan kewajiban dan pengungkapan aktiva dan kewajiban
kontinjen pada tanggal laporan keuangan konsolidasi serta jumlah pendapatan dan beban
selama periode pelaporan. Hasil yang sebenarnya dapat berbeda dengan jumlah yang
diestimasi.
Seluruh angka dalam laporan keuangan konsolidasi ini, kecuali dinyatakan secara khusus, dibulatkan menjadi dan disajikan dalam jutaan Rupiah yang terdekat.

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASI 

lONSUM 1

Referensi :

Laporan keuangan konsolidasi Tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2009
Dengan angka perbandingan untuk tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2008

http://www.londonsumatra.com/uploads/download/dl_153_enPP_London_Sumatra_Indonesia_Bilingual_31_Mar_2015_FINAL.pdf

KONSOLIDASI – PEMILIKAN TIDAK LANGSUNG DAN SALING MEMILIKI SAHAM

PEMILIKAN TIDAK LANGSUNG

                Yang dimaksud dengan Pemilikan tidak langsung adalah investasi yang memungkinkan investor untuk mengendalikan atau mempengaruhi secara signifikan perusahaan lain tidak melalui kepemilikan saham langsung, melainkan melalui anak perusahaannya. Struktur indirect holding terdiri dari dua macam yaitu struktur induk-anak-cucu (Induk-Anak-Cucu) dan struktur afiliasi terkoneksi (Afilitas Terikat).

INDIRECT HOLDING (Struktur Anak Cucu)

                Perushaan A mempunyai saham B 80%, B mempunyai saham C 90%, maka dari itu secara tidak langsung perushaan A memiliki (80% x 90%) = 72% saham C. Selanjutnya pada  laporan keuangan C harus masuk ke dalam laporan konsolidasi A.  Struktur ini, yang disajian adalah apakah A punya kendali atas B dan B punya kendali atas C, namun pada  akhirnya kepemilikan A atas C secara tidak langsung kurang dari 50%.

                Sebagai Contoh Perushaan A mempunyai  saham perusahaan B 80%, B mempunyai saham perushaan  C 50%, maka secara tidak langsung A memiliki 80% x 50% = 40% saham C. Meskipun kepemilikan secara tidak A atas C kurang dari 50%,  laporan keuangan perushaan C harus masuk ke dalam laporan konsolidasi A.

                Didalam Indirect Holding ini. Berstruktukan induk-anak- cucu, dan Minoritasnya secara umum tidak langsung mempunyai hak Laba bersih perusahaan cucu, ( sebesar % kepemilikan MINORITAS x % kepemilikan anak terhadap cucu x Laba Bersih cucu)

MUTUAL HOLDING

Hubungan afiliasi akan semakin kompleks jika antar perusahaan induk dan perusahaan anak terjadi saling memiliki saham. Perusahaan induk satu pihak memiliki saham-saham perusahaan anak dan dipihak lain perusahaan anak juga memiliki sebagian saham-saham perusahaan induk. Apabila hal ini terjadi maka laba (rugi) dan atau kenaikan (penurunan) saldo laba yang ditahan selama terjadinya saling  pemilikan dari perusahaan-perusahaan afiliasi akan saling mempengaruhi satu sama lain.

     Satu hal yang perlu diperhatikan di sini ialah bahwa, terhadap saham-saham perusahaan induk yang dimiliki oleh perusahaan anak tidak boleh diperlakukan sebagai modal saham yang beredar di dalam neraca yang dikonsolidasi. Di dalam neraca konsolidasi hak-hak pemilikan saham oleh perusahaan anak atas perusahaan induk harus dieliminasi.Adapun prosedur eliminasinya dilakukan dengan cara yang sama terhadap hak pemilikan perusahaan induk pada perusahaan anak.

HAK KONTROL YANG DI PEROLEH DENGAN PEMILIKAN TIDAK LANGSUNG :

  1. Pemilikan saham-saham perusahaan anak, terjadi sesudah adanya hak control oleh perusahaan induk pada perusahaan sub induk.
  2.   Pemilikan saham-saham perusahaan anak, terjadi sebelum adanya kontrol oleh perusahaan induk pada perusahaan sub induk.
  3. Hak control yang diperoleh dengan adanya hubungan afiliasi di antara perusahaan-perusahaan (anak)

KESIMPULAN

  1. Indirect holding adalah investasi yang memungkinkan investor untuk mengendalikan atau mempengaruhi secara signifikan perusahaan lain tidak melalui kepemilikan saham langsung, melainkan melalui anak perusahaannya. Struktur indirect holding terdiri dari dua macam yaitu struktur induk-anak-cucu (father-son-grandson) dan struktur afiliasi terkoneksi (connecting affiliates).
  2. Mutual holding adalah kepemilikan saham oleh perusahaan yang berafiliasi. Struktur mutual holding ada dua bentuk yaitusaham induk dimiliki oleh anak perusahaan dan saham anak dimiliki oleh anak perusahaan yang lainnya.
  3. Dari sudut pandang konsolidasi, saham induk yang dimiliki oleh anak perusahaan tidak termasuk ke dalam saham yang beredar. Oleh karena itu di dalam laporan keuangan konsolidasi, saham tersebut akan dilaporkan sebagai saham treasuri dan akan dikurangkan dari stockholders’ equity konsolidasi pada nilai biayanya

Sumber :

Previous Older Entries